Tugas
Psikologi Pendidikan
Kelompok: 10
Fikri
Dien (161301016)
Izdihar Afra (161301022)
Yuliasti (161301027)
Dinda Pramadi Putri (161301037)
Yusnita Tarigan (161301038)
Gita Clara Tinambunan (161301063)
Farel Andhika Fajar (161301067)
Cari
bagaimana implikasi atau contoh cara belajar pada tahap perkembangan TK, SD,
SMP, dan SMA terhadap pendidikan!
Penyelesaian
:
Pada tahap perkembangan TK (Taman Kanak-Kanak)
Tahap perkembangan pada
masa TK kurang lebih sesuai dengan masa kanak-kanak awal yang berkisar antara
usia 2-6 tahun. Pada fase ini, anak-anak mengalami empat macam masa yaitu, masa
negativitis (trotzalter), masa bermain, masa eksplorasi, dan juga masa
meniru. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget, tahap kognitif pada
masa ini berada pada tahap praoperasional di mana bersifat egosentris dan juga
ada kemajuan dalam bahasa.
Sedangkan pada teori perkembangan moral yang
dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg, masa ini berada pada tahap prakonvensional
yang dibagi menjadi dua tahap:
a) Tahap 1 (2-4 tahun) orientasi hukuman
b) Tahap 2 (4-6 tahun) orientasi ganjaran
Dengan kata lain, anak-anak yang berada
pada tahap 1 dapat diberikan hukuman apabila melakukan kesalahan karena mereka
belum dapat membedakan dengan baik antara yang benar dan yang salah, sedangkan
anak-anak yang berada pada tahap 2 dapat diberikan ganjaran (pujian) untuk
setiap perbuatan baik yang mereka lakukan.
Dalam masa ini, penting
sekali untuk melakukan penanaman moral, mengingat salah satu yang terjadi pada
masa ini adalah adanya masa meniru. Hal lain yang juga penting adalah bahwa
tidak memaksakan anak-anak pada masa ini untuk belajar karena masa ini adalah
masanya bermain, tidak ada larangan untuk belajar terlebih jika dilakukan
sambil bermain dan juga tidak adanya paksaan terhadap anak. Pada masa ini juga
keingintahuan anak-anak meningkat sehingga mereka akan sering bertanya untuk
mengetahui lebih banyak hal dan juga untuk memenuhi keingintahuannya. Maka dari
itu, metode pendidikan yang tepat pada masa ini adalah belajar sambil bermain
untuk mengasah kemampuan softskill-nya serta memberikan penjelasan
mengenai keingintahuannya diiringi dengan penanaman moral yang tepat.
Contoh:
- Beberapa taman kanak-kanak yang berbasis “sekolah alam dan sains” mengajak para peserta didiknya untuk mengekplorasi alam dan juga meningkatkan keberanian serta kekompakan mereka dengan adanya kegiatan outbound yang menjadi salah satu kegiatan wajib di sekolah mereka tersebut.
- Sebuah taman kanak-kanak mengajarkan pada muridnya berhitung dengan cara bernyanyi sambil bermain dengan harapan anak tersebut bisa meningkatkan kemampuan berhitung dengan baik dan lebih cepat.
Pada
tahap perkembangan SD (Sekolah Dasar)
Siswa
SD adalah mereka yang usianya masih sekitar 6-11 tahunan, usia yang
senang-senangnya bermain. Jelas ini membuat para guru SD harus kerja lebih
keras dalam menerapkan berbagai strategi belajar.
Dalam belajar siswa SD terkadang
mengalami kesulitan dalam mengingat sesuatu. Ditambah lagi jika materinya
banyak, pasti lebih sulit lagi. Disinilah guru harus memberikan sebuah
langkah jitu untuk mengatasi itu semua.
Contoh :
- Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan metode "Chunking". Metode chunking adalah metode yang memudahkan siswa dalam mengingat sesuatu. Contoh dari penggunaan metode ini, misalkan siswa disuruh mengingat sederet kata: Sapi, Rumput, Lapangan, Tennis, Air, Anjing, Danau. Dalam hal ini siswa bisa mempergunakan metode chungking untuk mengingat kata tersebut, Menjadi : "SAPI terlihat makan RUMPUT disamping LAPANGAN TENNIS. Setelah itu ia meminum AIR yang tidak jauh dari ANJING yang sedang memandang DANAU di seberang".
- Dan cara belajar yang juga bisa digunakan untuk siswa SD adalah dengan metode mengembangkan brainstorming. Brainstorming adalah teknik di mana orang-orang dalam sebuah kelompok didorong untuk menghasilkan ide kreatif, saling bertukar gagasan, dan mengatakan apa saja yang ada di pikiran mereka yang tampaknya relevan dengan isu tertentu. Cara ini dapat dilakukan oleh sang guru dengan melontarkan sebuah pertanyaan atau suatu isu sehingga membiarkan siswa SD mengeluarkan pendapatnya semaksimal mungkin, walaupun pendapat yang dilontarkan bisa menjadi hal yang tidak masuk akal. Hal ini dilakukan agar siswa SD berani dalam mengeluarkan apa yang dipikirkannya.
Pada tahap
perkembangan SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Pada
tahap perkembangan SMP (Sekolah Menengah Pertama) merupakan masa remaja
(Adolescence) yang dimulai dari usia 11/12 tahun – 18/24 tahun. Pada tahap ini
perkembangan emosional yang tidak stabil, berubah-ubah, dan cenderung
meledak-ledak serta perkembangan kognitif yaitu pada tahap operasional formal
di mana masih memiliki pola berpikir cenderung egosentris yaitu berpikir
mengenai suatu hal menurut pandangannya sendiri. Anak SMP merupakan anak-anak pada usia peralihan kanak-kanak dan dewasa. Pada masa ini anak
akan mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan fisiknya dan psikisnya.
Contoh :
- Pada tahap ini cara belajar yang tepat diberikan pada anak SMP ialah belajar sambil berdiskusi dalam kelompok. Dengan berdiskusi berarti ia harus mendengarkan dan menerima pendapat serta saran dari orang lain sehingga melatih diri untuk menahan emosional yang tidak stabil tersebut serta mendengarkan pandangan atau pendapat dari orang lain mengenai suatu hal. Maka, belajar sambil berdiskusi dalam kelompok ialah cara belajar yang tepat pada tahap perkembangan SMP (Sekolah Menengah Pertama).
- Proses belajar yang tepat digunakan ialah menumbuhkan sikap disiplin anak, misalnya dengan memberikan hukuman pada anak yang tidak mengerjakan tugas, hal tersebut akan membuat anak malu, mengingat masa ini adalah masa perkembangannya di mana sang anak akan mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya, hal tersebut dapat menjadi motivasi pada anak untuk selalu tampil lebih baik.
Pada tahap perkembangan SMA (Sekolah Menengah Atas)
Pada masa SMA antara usia 15-18 tahun
yaitu masa remaja, mereka mulai mencari identitas mereka. Pada masa ini, remaja
mampu memahami dan mengkaji konsep-konsep abstrak dalam batas-batas tertentu.
Kecenderungan-kecenderungan remaja untuk melibatkan diri dalam hal-hal yang
tidak tergali, guru dapat membantu mereka dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dengan memberi penekanan pada penguasaan konsep-konsep
abstrak. Karena siswa pada usia remaja ini masih dalam proses penyempurnaan
penalaran, guru hendaknya tidak menganggap bahwa mereka berpikir dengan cara
yang sama dengan guru. Cara yang baik dalam mengatasi bentuk-bentuk pemikiran
yang belum matang ialah membantuk siswa menyadari bahwa mereka telah melupakan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Namun, bila permasalahan tersebut merupakan
masalah kompleks dengan bobot emosi yang cukup dalam, hal itu bukan tugas yang
mudah.
Contoh :
- Kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa yang memiliki variasi bahasa yang berbeda-beda baik kemampuan maupun polanya. Sehubungan dengan itu, dalam mengembangkan strategi belajar mengajar di bidang bahasa, guru perlu memfokuskan pada kemampuan dan keragaman bahasa anak. Anak diminta untuk melakukan pengulangan pelajaran yang telah diberikan dengan kata-kata yang disusun sendiri. Dengan cara ini, guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa mereka. Kalimat atau cerita anak tentang isi pelajaran perlu diperkaya dan diperluas oleh guru agar mereka mampu menyusun cerita yang lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.