Salju

Jumat, 23 Juni 2017

Resume 1 After UTS "Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus"



Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pelajar yang “tidak biasa” (exceptional) adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Tetapi di sini akan lebih fokus pada jenis anak yang memiliki kekurangan kemampuan.
Terdapat tiga istilah, yaitu Disability (Kecacatan), Impairment (Kerusakan), dan Handicap (Ketidakmampuan).
Disability adalah keterbatasan (ketidakmampuan) personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang.
Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan.
Pendidikan anak berkebutuhan khusus yaitu sekolah luar biasa (SLB) terdiri dari :

  • SLB (PP RI No. 27 Tahun 1991), antara lain :

-          TKLB
-          SDLB
-          SLTPLB
-          SMLB

  •  Sekolah Inklusi (UU Sisdiknas 2003)

          Inklusi adalah mendidik anak dengan pendidikan spesial di kelas reguler.
-          SLB A untuk anak yang Tunanetra (ketidakmampuan untuk melihat)
Syarat : Keterangan dari dokter mata, sebaiknya usia 3 – 7 tahun dan tidak lebih dari 14 tahun.
-          SLB B untuk anak Tunarungu (ketidakmampuan untuk mnendengar)
Syarat : Keterangan dari dokter THT, usia 5 – 11 tahun.
-          SLB C untuk anak Tunagrahita (IQ = 50 – 75)
C1 : untuk tunagrahita dengan IQ = 25 – 50
Syarat : Keterangan IQ dari psikolog, keterangan dari sekolah terakhir, dan sebaiknya usia 5,5 – 11 tahun.
D1 : untuk tunadaksa dengan IQ < normal.

-          SLB D untuk anak Tunadaksa dengan IQ normal

Syarat : Keterangan dokter umum, ortopedi dan saraf, keterangan psikolog, serta sebaiknya usia 3 – 9 tahun.
-          SLB E : untuk anak Tunalaras (dalam hal perilaku)
Syarat : anak mengalami kesulitan menyesuaikan diri atau pernah melakukan kejahatan, usia antara 6 – 18 tahun.
-    SLB G : untuk anak Tunaganda (multiple disability yaitu memiliki lebih dari satu disability)
Syarat : Keterangan dari dokter dan psikolog.

       Ketidakmampuan dan gangguan (disorder) akan dikelompokkan sebagai berikut :

  1. Gangguan Indra

          Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran.

·         Gangguan Penglihatan
Anak-anak yang menderita low vision mempunyai jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen di mana angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang “buta secara edukasional” (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Kira-kira 1 dari 3.000 anak tergolong educationally blind. 

·         Gangguan Pendengaran
Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang mempunyai masalah pendengaran terdiri dari dua kategori : pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).

    2. Gangguan Fisik

       Gangguan fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera di otak (cerebral palsy), dan gangguan kejang-kejang (seizure). Banyak anak yang mengalami gangguan fisik ini membutuhkan pendidikan khusus dan pelayanan khusus, seperti transportasi, terapi fisik, pelayanan kesehatan sekolah, dan pelayanan psikologi khusus.

·         Gangguan Ortopedik
Keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan ortopedik bisa disebabkan oleh problem prenatal (dalam kandungan) atau perinatal (menjelang atau sesudah kelahiran), atau karena penyakit ataupun kecelakaan saat anak-anak. Dengan bantuan alat adaptif dan teknologi pengobatan, banyak anak yang menderita gangguan ortopedik bisa berfungsi normal di kelas.

·         Cerebral Palsy
Gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas. Penyebab umum dari cerebral palsy adalah kekurangan oksigen saat kelahiran. Dalam jenis cerebral palsy yang paling umum, yang disebut spastic, otot anak menjadi kaku dan sulit digerakkan. Pada tipe yang kurang lazim, yakni ataxia, otot anak menjadi kaku pada satu waktu, lalu kendur pada waktu yang lain, sehingga gerakan anak menjadi lucu dan aneh.
Komputer bisa membantu proses belajar anak yang terkena gangguan ini. jika mereka bisa melakukan koordinasi untuk menggunakan keyboard, maka mereka bisa mengerjakan tugas menulis di komputer. 

·         Gangguan Kejang-Kejang
Epilepsi adalah gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Dalam bentuknya yang paling umum, yang dinamakan absent seizures, anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik), tetapi bisa terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari.
Dalam bentuk epilepsi lain yang disebut tonic-clonic, anak akan kehilangan kesadarannya dan menjadi kaku, gemetar, dan bertingkah aneh. Bila parah, tonic-clonic bisa berlangsung selama tiga sampai empat menit. Anak yang mengalami epilepsi biasanya dirawat dengan obat anti-kejang, yang biasanya efektif dalam mengurangi gejala tetapi tidak menghilangkan penyakitnya 

3. Retardasi Mental
    Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan        (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

·         Klasifikasi dan Tipe Retardasi Mental
Klasifikasi Retardasi Mental Berdasarkan Level Dukungan
Intermittent
Dukungan diberikan “saat dibutuhkan”
Limited
Dukungan cukup intens dan relatif konsisten dari waktu ke waktu
Extensive
Dukungan diberikan secara reguler misalnya setiap hari
Pervasive
Dukungan diberikan secara terus-menerus (konstan), sangat intens, dan diberikan pada hampir semua situasi.


Tipe Retardasi Mental
TIPE RETARDASI MENTAL
RENTANG IQ
PERSENTASE
Ringan
55-70
89
Moderat
40-54
6
Berat
25-39
4
Parah
<25
1

·         Penyebab
a)      Faktor genetik
-          Down Syndrome
Bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke-47).
-          Fragile X Syndrome
Bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom X yang tidak normal.
-          Fetal Alcohol Syndrome (FAS)
Serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dari ibu yang suka minum minuman beralkohol selama masa kehamilan.
b)      Kerusakan Otak
Antara lain benturan di kepala, malnutrisi, keracunan, luka saat kelahiran, atau karena ibu hamil kecanduan alkohol. 

4. Gangguan Bicara dan Bahasa
   Ialah Sejumlah masalah problem bicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan) dan problem bahasa (kesulitan untuk menerima informasi dan bahasa ekspresif).
·         Gangguan Artikulasi
Problem dalam melafalkan suara secara benar.
·         Gangguan Suara
Gangguan dalam menghasilkan ucapan, yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras, terlalu tinggi, atau terlalu rendah nadanya.
·         Gangguan Kefasihan
Gangguan yang biasanya disebut “gagap”.
·         Gangguan Bahasa
Kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak. Bahasa reseptif adalah resepsi dan pemahaman bahasa. Sedangkan bahasa ekspresif adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.

Learning Disability (Ketidakmampuan Belajar) adalah ketidakmampuan di mana anak : 
(1) mempunyai intelegensi normal atau di atas rata-rata
(2) kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran
(3) Tidak mempunyai problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Contoh : Dyslexia adalah kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja. Meningkatkan kemampuan anak yang mengalami masalah dalam belajar ini adalah tugas sulit dan umumnya membutuhkan intervensi intensif agar mereka mampu memberikan hasil yang baik. 

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah ketidakmampuan di mana anak secara konsisten menunjukkan satu atau lebih ciri-ciri berikut ini : 
(1) kurang perhatian 
(2) hiperaktif
(3) impusif

5    5. Gangguan Perilaku dan Emosional
    Ialah problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional. Misalnya perilaku agresif, di luar kontrol, depresi, kecemasan, dan ketakutan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar