Salju

Jumat, 23 Juni 2017

Resume 3 After UTS "Andragogi dan Pedagogi"



Andragogi dan Pedagogi

Andragogi adalah teori belajar yang dikembangkan untuk kebutuhan khusus orang dewasa. Berbeda dengan pedagogi, atau belajar di masa kanak-kanak. Malcolms S. Knowles (1970) membedakan kedua disiplin ilmu andragogi dan pedagogi.
Andragogi
Pedagogi
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
Gaya belajar independen
Gaya belajar dependen
Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi
Menggunakan metode pelatihan aktif
Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
Belajar berpusat pada masalah kehidupan nyata
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide contoh
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh

Malcom S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi. Asumsi dan proses dimaksud disajikan sebagai berikut.

Asumsi Pedagogi
Asumsi Andragogi
Konsep diri
Ketergantungan
Peningkatan arah-diri atau kemandirian
Pengalaman
Berharga kecil
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
Kesiapan
Tugas perkembangan :    tekanan sosial
Tugas perkembangan : peran sosial
Perspektif waktu
Aplikasi ditunda
Kecepatan aplikasi
Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi/mata pelajaran
Berpusat pada masalah
Iklim belajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif
Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal
Perencanaan
Oleh guru
Reksa (mutual) diagnosis diri
Perumusan tujuan
Oleh guru
Reksa negosiasi
Desain
Logika materi pelajaran, unit konten
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah
Kegiatan
Teknik pelayanan
Teknik pengalaman (penyelidikan)
Evaluasi
Oleh guru
Reksa diagnosis-kebutuhan dan reksa program pengukuran

Karakteristik Pembelajar Dewasa

  1.  Pelajar dewasa biasanya memiliki maksud yang teridentifikasi.
  2.  Pelajar dewasa biasanya memiliki pengalaman sebelumnya, baik positif maupun negatif, dengan pendidikan diselenggarakan.
  3. Pelajar dewasa ingin segera mengambil manfaat dari hasil belajarnya.
  4. Pelajar dewasa memiliki konsep-diri secara satu-arah.
  5. Pelajar dewasa membawa dirinya dengan reservoir pengalaman.
  6. Pelajar dewasa membawa keraguan dan ketakutan yang luas bagi proses pendidikan.
  7. Pelajar dewasa biasanya sangat kuat pada ketahanan perubahan.
  8. Gaya pelajar dewasa biasanya diatur.
  9. Pelajar dewasa memiliki “tujuan yang dewasa”.
  10. Masalah pelajar dewasa yang berbeda dari masalah anak-anak.
  11. Pelajar dewasa biasanya memiliki sebuah keluarga mapan.
  12. Waktu reaksi pembelajar orang dewasa sering lambat.
  13. Minat pendidikan pembelajar dewasa biasanya mencerminkan dimensi kejurusan
  14. Nilai-nilai diri pelajar dewasa sebagai orang dewasa lebih banyak daripada nilai-nilai program.

Layanan Pembelajaran di Kelas
  • Lingkungan belajar harus nyaman secara fisik dan psikologis dan waktu istirahat yang cukup.
  • Penghargaan atas harga diri dan ego untuk mencoba perilaku baru di depan teman-teman dan pengikutnya.
  • Memiliki harapan yang dewasa dan sangat penting mengambil waktu awal untuk memperjelas dan mengartikulasikan semua harapan sebelum masuk ke konten. Instruktur dapat memikul tanggung jawab hanya untuk harapannya sendiri, bukan bagi warga belajar.
  • Orang dewasa membawa banyak pengalaman hidup ke dalam kelas, aset tak ternilai untuk diakui, disadap, dan digunakan. Orang dewasa dapat belajar banyak dengan baik melalui dialog dengan rekan-rekan yang dihormati.
  • Instruktur yang memiliki kecenderungan terkonsentrasi pada penggunaan pertanyaan terbuka untuk menggali kembali pengetahuan dan pengalaman warga belajar yang relevan.
  • Pengetahuan baru harus diintegrasikan dengan pengetahuan sebelumnya, warga belajar, harus berpartisipasi secara aktif dalam pengalaman belajar.
  • Instruktur harus menyeimbangkan penyajian materi baru, berdebat dan berdiskusi, serta berbagi pengalaman warga belajar yang relevan.
  • Instruktur harus melindungi pendapat minoritas, menghindari perselisihan, membuat sambungan antara berbagai pendapat dan ide, dan terus mengingatkan berbagai solusi kelompok potensial untuk masalah ini. Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan baru membutuhkan waktu transisi dan upaya difokuskan pada aplikasi.
  • Pembelajaran dan pengajaran teori berfungsi lebih baik sebagai sumber daya ketimbang aturan. Eklektik, bukan pendekatan teori berbasis tunggal untuk mengembangkan  strategi dan prosedur, serta dianjurkan untuk mencocokkan pengajaran dengan tugas-tugas belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar