Resume 2
Psikologi Pendidikan
Nama : Yuliasti
NIM : 161301027
Nama : Yuliasti
NIM : 161301027
PERENCANAAN, INSTRUKSI, DAN
TEKNOLOGI
PERENCANAAN
Perencanaan
adalah aspek penting untuk menjadi guru yang kompeten (Parkay & Mass, 2000).
Perencanaan
Instruksional
Perencanaan
Instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan
tertata untuk merencanakan pelajaran. Guru perlu menentukan seperti apa dan
bagaimana mereka akan mengajar.
Kerangka
Waktu
Menyusun
rencana waktu yang sistematis membutuhkan pengetahuan tentang apa-apa yang
perlu dilakukan dan kapan melakukannya, atau perlu fokus pada “tugas” dan
“waktu”. Berikut ini salah satu contoh rencana dan tugas (Douglass &
Douglass, 1993).
Apa
yang Perlu Dilakukan
- Menentukan tujuan instruksional (Apa yang harus saya capai?)
- Merencanakan kegiatan (Apa yang harus saya lakukan untuk mencapai tujuan?)
- Menentukan prioritas (Tugas mana yang lebih penting?)
Waktu
Melakukannya
- Membuat estimasi waktu (Berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap kegiatan?)
- Membuat jadwal (Kapan kegiatan akan dilakukan?)
- Fleksibel (Bagaimana saya akan menangani situasi yang tak terduga?)
PERENCANAAN DAN INSTRUKSI PELAJARAN
TEACHER-CENTERED
Biasanya,
fokus di sekolah adalah pada perencanaan dan instruksi guru. Dalam pendekatan
ini, perencanaan dan instruksi disusun dengan ketat dan guru mengarahkan
pembelajaran murid.
1. Perencanaan Pelajaran
Teacher-Centered
Tiga
alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered adalah
menciptakan sasaran behavioral (perilaku), menganalisis tugas, dan menyusun
taksonomi (klasifikasi) instruksional.
2 a. Menciptakan
Sasaran Behavioral
Sasaran
behavioral (behavioral objectives) adalah pernyataan tentang perubahan yang
diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja murid. Menurut Robert Mager
(1962), sasaran behavioral harus spesifik. Mager percaya bahwa sasaran
behavioral harus mengandung tiga bagian :
a. Perilaku
murid. Fokus pada apa yang akan dipelajari atau dilakukan murid.
b. Kondisi
di mana perilaku terjadi. Menyatakan bagaimana perilaku akan dievaluasi atau
dites.
c. Kriteria
kinerja. Menentukan level kinerja yang dapat diterima.
3 b. Menganalisis
Tugas
Analisis
tugas yang difokuskan pada pemecahan suatu tugas kompleks yang dipelajari murid
menjadi komponen-komponen (Alberto & Troutman, 1999). Analisis ini dapat
melalui tiga langkah dasar (Moyer & Dardig, 1978) :
a. Menentukan
keahlian atau konsep yang diperlukan murid untuk mempelajari tugas.
b. Mendaftar
materi yang dibutuhkan untuk melakukan tugas, seperti kertas, pensil,
kalkulator, dan sebagainya.
c. Mendaftar
semua komponen tugas yang harus dilakukan.
c. Menyusun
Taksonomi Instruksional
Taksonomi
adalah sistem klasifikasi. Taksonomi Bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom dkk
(1956). Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran pendidikan menjadi tiga domain
: kognitif, afektif, dan psikomotor.
Domain
Kognitif. Taksonomi kognitif Bloom mengandung enam sasaran (Bloom dkk., 1956):
a.
Pengetahuan
b.
Pemahaman
c.
Aplikasi
d.
Analisis
e.
Sintesis
f.
Evaluasi
Domain Afektif.
Taksonomi afektif terdiri dari lima sasaran yang berhubungan dengan respons
emosional terhadap tugas (Krathwohl, Bloom, & Masia, 1964), antara lain :
a.
Penerimaan
b.
Respons
c.
Menghargai
d.
Pengorganisasian
e.
Menghargai
karakterisasi
Domain Psikomotor.
Kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor dengan pendidikan fisik dan
atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan tangan dan
pengolahan kata, juga membutuhkan gerakan. Dalam sains, murid harus menggunakan
peralatan yang kompleks; seni visual dan pahat membutuhkan koordinasi mata dan
tangan. Sasaran psikomotor menurut Bloom adalah :
a.
Gerak
refleks
b.
Gerak
fundamental dasar
c.
Kemampuan
perseptual
d.
Kemampuan
fisik
e.
Gerakan
terlatih
f.
Perilaku
nondiskusif
PERENCANAAN DAN
INSTRUKSI PELAJARAN LEARNER – CENTERED
Prinsip Learner –
Centered
Instruksi dan perencanaan Learner – Centered difokuskan pada siswa
dan bukan guru. Dalam hal ini, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran
yang positif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling
penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid (McCombs, 2001; McCombs
& Quiat, 2001). Prinsip-prinsip ini mengandung implikasi penting bagi cara
guru merancang dan mengajar, karena prinsip-prinsip tersebut didasarkan pada
riset tentang cara belajar paling efektif bagi murid. Prinsip ini menekankan
pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Prinsip learner – centered
yang dikembangkan oleh American Psychological Association (APA) dapat
diklasifikasikan berdasarkan empat faktor, antara lain :
1.
Faktor
Kognitif dan Metakognitif
Ada enam prisnip, yaitu
:
a. Sifat
proses pembelajaran
Melalui
pengkonstruksian makna dari informasi
dan pengalaman.
b. Tujuan
proses pembelajaran
Murid perlu menciptakan
dan mengejar tujuan yang relevan secara personal yang bisa menyukseskan si
pelajar. Penting bagi guru untuk membantu murid belajar cara menentukan tujuan
jangka panjang dan pendek yang bermakna.
c. Konstruksi
pengetahuan
Pelajar yang sukses
bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya
dengan cara yang mengandung makna tertentu.
d. Pemikiran
strategis
Pelajar yang sukses
dapat menciptakan dan menggunakan berbagai strategi pemikiran dn penalaran
untuk mrncapai tujuan pembelajaran.
e. Memikirkan
tentang pemikiran (metakognisi)
Pelajar merenungkan
cara mereka belajar dan berpikir, menentukan tujuan pembelajaran yang
reasonable, memilih strategi yang tepat, dan memantau kemajuan mereka menuju
tujuan pembelajaran.
f. Konteks
pembelajaran
Pembelajaran
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti kultur, teknologi, dan
praktik instruksional.
2.
Faktor
Motivasi dan Emosional
Motivasi dan emosi
adalah aspek penting dari pembelajaran di mana ada tiga prinsip yaitu:
a. Pengaruh
motivasi dan emosi terhadap pembelajaran
Keyakinan dan ekspektasi
pelajar dapat memperkuat atau melemahkan kualitas pemikiran dan pemrosesan
informasi pelajar.
b. Motivasi
intrinsik untuk belajar
Rasa ingin tahu,
pemikiran mendalam, dan kreativitas adalah indikator yang baik dari motivasi intrinsik
anak untuk belajar.
c. Efek
motivasi terhadap usaha
Pembelajaran anak akan
membaik jika guru mendorong usaha anak dan ketekunan anak pada tugas.
3.
Faktor
Sosial dan Developmental
Ada dua prinsip, antara
lain :
a. Pengaruh
perkembangan pada pembelajaran
Individu akan belajar
dengan baik apabila pembelajarannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
b. Pengaruh
sosial terhadap pembelajaran
Pembelajaran
dipengaruhi oleh interaksi sosial, hubungan interpersonal, dan komunikasi
dengan orang lain.
4.
Faktor
Perbedaan Individual
Ada 3 prinsip, antara
lain :
a. Perbedaan
individual dalam pembelajaran
Anak punya strategi
yang berbeda, pendekatan berbeda, dan kemampuan berbeda untuk belajar.
b. Pembelajaran
dan diversitas
Pembelajaran akan lebih
efektif jika perbedaan bahasa, kultural, dan latar belakang sosial murid ikut dipertimbangkan.
c. Standar
dan penilaian
Menentukan standar yang
tinggi dan menantang, dan menilai kemajuan pembelajaran dan siswa, adalah
bagian integral dari proses pembelajaran.
TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
Internet
Internet
adalah inti dari komunikasi melalui komputer. Sistem internet berisi ribuan jaringan komputer yang
terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang tak
dapat diakses murid.
World Wide Web (WWW)
Sistem
pengambilan informasi hypermedia yang menghubungkan berbagai materi internet;
materi ini mencakup teks dan grafis.
E-mail
Singkatan
dari electronic mail. Merupakan bagian penting lain dari internet. Pesan dapat
dikirim dan diterima dari individu atau dari banyak individu sekaligus.
Website
Lokasi
individu atau organisasi di internet. Website menampilkan informasi yang
dimasukkan oleh individu atau organisasi.
Teknologi
sangat berperan penting dalam kemajuan pendidikan di mana semua orang dapat
mencari, memperoleh informasi atau pengetahuan kapan pun, di mana pun, dan
memiliki biaya yang murah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar